KENDAL, Lintasjateng.com – Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP2PA) Kendal, kembali menggelar Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) di Gedung Abdi Praja, Setda Kendal, Rabu (21/12/2022).
Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki, yang membuka acara tersebut, dalam sambutannya mengatakan, meski angka stunting di Kendal mengalami penurunan, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) harus terus berupaya, sehingga angka stunting bisa zero.
Ia juga mengingatķan, kepada tim TPPS untuk terus bekerja maksimal dengan melakukan pengawasan dan pendampingan dalam penanganan kasus stunting, di berbagai wilayah.
“Kepada tim TPPS, baik dari tingkat desa hinga kecamatan dan kabupaten, untuk bekerja secara nyata. Panjenengan semua harus turun langsung dalam penanganan kasus stunting di wilayah masing-masing. Supaya penanganan stunting benar-benar dapat kita tekan secara optimal,” tandas Wabup Kendal.
Sedangkan Plt Kepala DP2KBP2PA Kendal, Giri Kusuma dalam laporannya mengatakan, kegiatan digelar, untuk mendukung terintegrasinya pelaksanaan intervensi penurunan stunting di kabupaten/kota, maka dalam melaksanakan aksi integrasi yang akan memperkuat efektivitas intervensi penurunan stunting mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
“Hal ini dilakukan, dalam mengawal dan membina kabupaten/kota untuk melaksanakan intervensi penurunan stunting terintegrasi. Selanjutnya, pedoman ini akan dimutakhirkan secara periodik berdasarkan pembelajaran dari penerapannya,” ungkapnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi Desiminasi Audit Kasus Stunting, dengan menghadirkan narasumber, Koordinator Audit Kasus Stunting, dari DP2KBP2PA Kendal, Dona Yanuar AS, S.Kep.,Ners MNS, kemudian dr.Ika Rara R, Sp.A dari RSI Kendal, dan dr. Wijoyo Hadiningrat, Sp.OG dari RSUD dr H Soewondo Kendal, dengan moderator Budi Suprawito, SKM,MM.
Koordinator Audit Kasus Stunting, Dona Yanuar menjelaskan, kegiatan digelar untuk mendiseminasikan hasil audit stunting di Kendal. Tujuannya untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan stunting.
“Termasuk diantaranya, penderita stunting atau yang beresiko stunting. Baik anak-anak, ibu hamil maupun ibu menyusui, yang sudah dilakukan intervensi stunting tapi belum berhasil. Untuk itulah dilakukan audit, supaya dapat diketahui permasalahannya. Kemudian, disusun rencana untuk tindak lanjut kasus stunting yang ditemukan,” jelasnya.
Dona mengatakan dari 37 lokus wilayah, prevalensinya cenderung menurun. Meski demikian ada beberapa wilayah yang menjadi perhatian tim audit stunting, karena masih tinggi kasusnya. Yaitu wilayah Kecamatan Gemuh, Kangkung, Ngampel, Patebon, Kaliwungu Selatan dan Kendal.
Untuk mengatasi hal tersebut, dirinya mengaku sudah melakukan pendataan lapangan dan verifikasi validasi data, melakukan intervensi, seperti penanganan lingkungan, pembuatan RTLH (rumah tidak layak huni), juga menyalurkan makanan tambahan untuk baduta (bayi di bawah dua tahun) yang berpotensi stunting selama 90 hari.
“Selanjutnya, kami juga melakukan pendampingan keluarga, untuk pola asuh, pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil yang beresiko stunting, serta memberikan konseling keluarga dan juga perbaikan sanitasi lingkungan,” papar Dona.
Sementara di tahun 2023, pihaknya sudah menyiapkan beberapa program untuk menyasar yang lebih spesifik, yaitu sosialisasi kepada remaja, calon pengantin, atau yang beresiko terkena stunting.
“Untuk itu kita akan lakukan promosi-promosi di sekolah SMA atau SMK, dengan memberikan pengetahuan soal stunting, juga intervensi sensitif, seperti penyuluhan terkait reproduksi, pemberian pemahaman tentang KB dan alat kontrasepsi, sambil membagikan tablet penambah darah untuk remaja putri,” bebernya.
Selain itu, lanjut Dona, dalam sosialisasi dan promosi pihaknya juga menggandeng beberapa kampus, seperti Stikes Kendal, Poltekkes Semarang Kampus Kendal dan juga Untag Semarang.
“Diharapkan dengan intervensi dan audit kasus stunting, dapat menurunkan angka stunting di Kabupaten Kendal, seperti yang kita harapkan bersama,” pungkasnya. (Mash).