KENDAL, lintasjateng.com – Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 Tingkat Jawa Tengah dengan tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting Untuk Indonesia Maju” digelar dan dipusatkan di Kabupaten Kendal, Kamis 13 Juli 2023.
Kegiatan dihadiri Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Ketua TP PKK Jawa Tengah, Atiqoh Ganjar Pranowo, Bupati Kendal, Dico M Ganinduto, Ketua TP PKK Kabupaten Kendal, Wynne Frederica.
Bupati Kendal, Dico M Ganinduto menjelaskan, Pemkab Kendal terus melakukan intervensi untuk menurunkan angka stunting di Kendal. Sehingga hasilnya angka stunting di Kabupaten Kendal dapat menurun secara signifikan.
“Yaitu dari kurang lebih 14 persen menjadi 11,4 persen. Dan pada tahun 2023 per-Februari sudah turun menjadi 10,9 persen. Atau lebih rendah dari yang ditetapkan pemerintah pusat,” ungkap Dico.
Dico menambahkan, saat ini angka pernikahan dini di Kabupaten Kendal mengalami peningkatan dari 196 kasus menjadi 262 kasus. Sehingga perlu dilakukan tindaklanjut dengan melakukan intervensi melalui dunia pendidikan agar segera bisa ditangani.
Hasto Wardoyo mengatakan, ada banyak ancaman-ancaman dalam keluarga. Sehingga perlu sekali menerapkan delapan fungsi keluarga yakni, fungsi agama, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih dan sayang, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, serta fungsi ekonomi.
“Keluarga menjadi rumah pertama, sekolah pertama dalam membangun keluarga yang tentram dan bahagia. PRnya keluarga di era digitalisasi tantangannya sangat banyak,” ungkapnya.
Dijelaskan, BKKBN mengedepankan esensi ‘keluarga bebas stunting’ sebagai substansi tema dalam peringatan Harganas tahun ini, dengan maksud dapat dimanfaatkan sebagai pintu masuk untuk mendekatkan Hari Keluarga Nasional dengan keluarga Indonesia.
“Isu stunting sangat dekat dengan masa depan keluarga dan harus dapat disampaikan dengan cara yang lebih tepat, lebih menyentuh dan lebih memahami sudut pandang khalayak, Hal ini agar mereka menyadari bahwa pentingnya merencanakan keluarga, melaksanakan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) bagi pasangan usia subur, dan mengatur jarak kelahiran antara anak yang satu dengan anak berikutnya. Dengan demikian mimpi Indonesia 100 tahun mendatang (tahun 2045) menjadi negara yang memiliki Generasi Emas bisa terwujud,” ujar Hasto Wardoyo.
Sementara, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menjelaskan, di Jawa Tengah masih terdapat 17 Kabupaten/Kota yang memerlukan intervensi intensif terkait penurunan angka stunting.
“Mari kita bergotong royong bersama, seperti apa yang dilakukan oleh Kabupaten Kendal, Kota Semarang dan daerah lain juga yang kini angka stunting mulai turun drastis. Hal ini karena di Jawa tengah masih terdapat 17 Kabupaten/Kota yang perlu kita intervensi secara intensif guna menurunkan stunting,” jelas Taj Yasin Maimoen.(Win)