PERAN KUASA MEDIA DALAM PROPAGANDA

Salah satu prasyarat masyarakat yang Demokratis ialah keberadaan pers yang bebas. Manifestasi dari pers yang bebas terhadap para pegiat media masa secara leluasa untuk menuliskan berbagai peristiwa publik tanpa adanya suatu kontrol dari penguasa. Publik di kemudian hari bisa mendapatkan berbagai informasi publik yang secara objektif, sehingga Tindakan yang diambil oleh mereka akan rasional dan dapat diperhitungkan.

Namun, pada kenyataannya fakta yang muncul di media massa tidak sepenuhnya sama persis dengan fakta yang di lapangan. Fakta di media massa hanyalah olahan dari hasil rekonstruksi para awak di meja redaksi. Meskipun mereka telah menerapkan berbagai Teknik jurnalistik, namun tetap saja publik tidak dapat mengatakan “apa yang mereka tulis adalah fakta sebenarnya”. Pasti saja selalu ada kekurangan dalam setiap focus of interest (sudut pandang) dan rekonstruksi peristiwa dan fakta sebenarnya ke dalam fakta media.

Peran propaganda media massa dalam menggiring opini publik sangatlah dahsyat jika didukung oleh kaum intelektual. Sebagai contoh adalah kesuksesan W. Wilson memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 1916. Dimana kondisi rakyat Amerika pada waktu itu sangat anti-perang dan merasa tidak ada alasan untuk terlibat perang Eropa. Sementara itu, Wilson memiliki andil dalam perang tersebut. Pada akhirnya, Wilson membentuk sebuah organisasi (komisi) propaganda yang resmi oleh pemerintah Amerika pada saat itu, yaitu Crell Committee. Hanya butuh waktu enam bulan komisi tersebut berhasil mengubah rakyat amerika yang sebelumnya anti-perang menjadi haus akan perang, yang bernafsu ingin menghancurkan semua yang berbau dengan jerman. Alasan mereka ingin ke medan tempur ialah untuk menyelamatkan dunia.

Baca Juga  Peninjauan Lokasi Pembangunan Tugu Batas Pengamanan dan Kabel Bawah Laut

Propaganda tersebut tidak di dapatkan dengan mudah, di balik itu semua ada kaum inti intelektual seperti; John Dawey. Ia menyihir rakyat amerika sehingga terkesan sebagai masyarakat yang lebih intelek yang dapat membuat masa anti perang berputar 180 derajat ke Haluan untuk terlibat dalam perang. Ia membangun opini bahwa dunia tengah dalam ancaman fanatisme kebangsaan dan kekejaman bangsa Jerman.

Baca Juga  Tingkatkan Citra Baik Pemasyarakatan, Lapas Batu Bentuk Tim Perangi Berita Negatif

Jika analisis Chomsky benar, maka hari ini dengan berbagai isu di media massa syarat akan kepentingan. Objektivitas yang ditunjukan pegiat media massa pada kenyataannya tidak mudah untuk disepakati. Oleh karena itu, ada baiknya kita merenungkan bahwa informasi di media massa hanyalah sebuah rekonstruksi tertulis atas suatu realitas yang ada di masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

+ 52 = 54