KENDAL, lintasjateng.com – Pusaka-pusaka dijejer rapi untuk dilakukan ritual Jamasan Pusaka Paguyuban Tosan Aji Kendal (Panji) di D Nusantara . Jamasan artinya memandikan, mensucikan, membersihkan, merawat dan memelihara. Sebagai wujud rasa terimakasih dan menghargai peninggalan atas karya seni budaya nan adiluhung para generasi pendahulunya kepada generasi berikutnya.
Jamasan Pusaka Nusantara digelar di Destinasi Wisata Curug Sewu Kecamatan Patean Kabupaten Kendal, Kamis 10 Agustus 2023. Dan ďiantara pusaka-pusaka tersebut juga terdapat keris berusia sekitar 600 tahun dari Kerajaan Mataram Pertama.
Ada 50 pusaka yang dilakukan jamasan diantaranya berupa keris, tombak hingga kujang. Prosesi panjamasan diawali dengan seremonial dan ritual sesaji. Selanjutnya pusaka satu persatu di lakukan jamasan diantaranya menggunakan mata air Tuk Lanang yang ada di DTW Curug Sewu Patean, dan enam mata air lainnya.
Ketua Paguyuban Tosan Aji Kendal, Arif Budi Prasetyo menjelaskan, Tosan Aji memiliki makna senjata zaman dahulu yang terbuat dari besi, logam, atau baja serta memiliki nilai dan tuah. Menurutnya kegiatan Jamasan Pusaka Nusantara ini dilaksanakan setiap tahun di bulan Suro atau Muharram. Namun baru tahun ini dilaksanakan di DTW curug Sewu.
“Kegiatan ini sebagai bentuk nguri-nguri budaya. Harapan kami pecinta Tosan Aji, terutama di wilayah Kabupaten Kendal ini bisa semakin tergugah untuk melestarikan warisan budaya nusantara,” terang Arif.
Dijelaskan, kegiatan Jamasan Pusaka ini bertujuan sebagai bentuk perawatan sebilah pusaka yakni keris, tombak, kujang dan lain sebagainya.
“Tujuannya untuk membersihkan kotoran-kotoran yang mungkin selama ini menempel. Karena tosan aji ini berbahan dasar besi dimana banyak karat dan kotoran yang menempel. Sehingga perawatan rutin minimal satu tahun sekali,” paparnya.
Ditambahkan, sebelum dilakukan jamasan pusaka, ada prosesi doa bersama dan ritual sesaji berupa nasi tumpeng, palawija, ingkung, bunga, mata air yang merupakan simbol kehidupan manusia.
Sesepuh Paguyuban Tosan Aji, Yono menjelaskan, dari 50 pusaka yang dilakukan jamasan terdapat keris pusaka yang berusia sekitar 600 tahun dari Kerajaan Mataram Pertama yakni Keris Sabuk Inten Luk 11.
“Pusaka-pusaka ini ada filosofinya. Kalau Keris Sabuk Inten Luk 11 ini dipakai anak raja atau setingkat punggawa kerajaan,” terang Yono.
Sementara Kepala Pengelola DTW Curug Sewu, Aryo Widianto menyambut baik adanya kegiatan Jamasan Pusaka Nusantara. Ia berharap kegiatan tersebut bisa menjadi agenda tahunan yang digelar di DTW Curug Sewu.
“Kita ingin agenda nguri-uri budaya ini menjadi kallender event tahunan. Jadi kita punya dua kalender event yaitu Padusan dan Jamasan Pusaka. Karena ini nguri-uri budaya jawa harus tetap merangkul potensi-potensi lokal.(Win)