KENDAL, lintasjateng.com – Pemerintah Desa Pamriyan, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal menggelar kegiatan Sedekah Desa Napak Tilas Kultur Festival dengan rangkaian Jamasan, Khotmil Quran, dan Merti Desa.
Tepat pada 1 Muharam 1446 yang saat ini ditetapkan menjadi Hari Jadi Desa Pamriyan juga diperkenalkan Pusaka Tombak Kiai Tunggul yang muncul pada tahun lalu.
Pusaka Tombak Kiai Tunggul ini sebelumnya telah dijamas dan diarak mengelilingi desa pada malam 1 Suro atau Sabtu malam, 6 Juli 2024.
Kemudian kembali diirab dalam acara merti desa pada Minggu 7 Juli 2024 dilapangan Desa Pamriyan. Selain pusaka tombak dalam acara merti desa juga diarak sejumlah gunungan hasil bumi hingga produk UMKM warga setempat. Dan diikuti seluruh warga Desa Pamriyan.
Kepala Desa Pamriyan, Taufiq Rizal mengatakan, kegiatan merti desa ini dalam rangka untuk memperingati tahun baru Islam. Sekaligus peringatan Hari Jadi Desa Pamriyan yang telah ditetapkan setiap tanggal 1 Muharam.
“Ini sejarah baru di desa kita. Bertepatan dengan ini 1 Muharam kita jadikan sebagai Hari Jadi Desa Pamriyan. Semoga Desa Pamriyan kedepan lebih makmur lagi, sejahtera lagi, warga desa selalu diberikan kesehatan, keselamatan dan selalu bahagia,” ujarnya.
Dipaparkan, Pusaka Tombak Kiai Tunggul ini muncul di Desa Pamriyan usai kegiatan sedekah desa pada tahun ketiga atau tahun 2023.
“Itu muncul setelah pada malam hari kita kirab obor sejumlah 313 yang mengambil semangat dari kaum muslimin saat perang badar. Selain itu saat berjalan secara hikmad kita melantunkan sholawat nariyah sejumlah 4.444 untuk pagar desa dan kemaslahatan seluruh warga desa Pamriyan,” papar Kades Pamriyan.
Taufik menambahkan, rangkaian kegiatan sedekah desa meliputi jamasan dan kirab pusaka Kiai Tunggul, khotmil Quran oleh 35 hafidz dan hafidzoh, serta merti desa.
“Semoga warga selalui diberikan kelimpahan rejeki, kemakmuran, kesehatan. Selain itu sebagai upaya nguri-uri budaya. Dimana sekarang ini banyak yang membuat gunungan hasil bumi,” tandasnya.
Sementara Camat Gemuh, Kartini sangat mengapresiasi dan menyambut positif kegiatan merti desa Pamriyan. Menurutnya kegiatan ini menjadi sarana mempererat tali silaturahmi antar warga dan sebagai bentuk nguri-uri budaya leluhur.
“Merti desa ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Kemudian upaya kita untuk nguri-nguri budaya di desa itu. Ini sangat positif dan saya berharap di desa lain juga bisa diperingati sebagai mana mestinya. Jadi ada momen yang bisa ditunggu oleh masyarakat dan untuk mengekspresikan karya-karyanya,” ujar Kartini.(Win).