Kendal  

Khafid Sirotudin Wakaf Literasi Empat Buku Tetralogi

KENDAL, lintasjateng.com – Takmir Masjid An-Nur Penyangkringan, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal melaunching An-Nur Publishing dan Buku Tetralogi karya Khafid Sirotudin, Kamis sore 27 Februari 2025.

Wakaf Literasi merupakan inovasi baru dan ikhtiar dalam rangka mengoptimalkan wakaf yang dikemas melalui balutan literasi.

Ada 4 buku karya Khafid Sirotudin yang dilaunching, yakni Membeli Sembari Berbagi, Gelap Mata Gelap Hati, Andaikan Muhammadiyah Cuti Melayani, dan Saleh Personal Kafir Digital. Dimana 4 buku tersebut mampu merangkai sebuah Tetralogi sarat makna dan saling berkesinambungan.

“Keempat buku itu tentu memiliki kesinambungan satu sama lain,” kata Khafid.

Menurutnya, sumbangsih sosial tak selalu dimanifestasikan secara materiil, namun bisa melalui sebuah karya.

“Ini merupakan ikhtiar kami untuk memajukan gerakan wakaf sekaligus literasi. Kita mengubah pandangan bahwa sesuatu yang punya nilai ekonomi, maka kemanfaatan juga sesuai syarat wakaf,” terangnya.

Baca Juga  Pisah-Sambut, Camat Brangsong Baru Berlangsung Hangat

Khafid menyatakan akan terus berkontribusi untuk menyalurkan iklim literasi sebagai upaya membangun kader Muhammadiyah yang kompeten.

“Sekalipun ini sudah masuk zaman digital, tapi digital itu hanya energi. Ibaratnya kalau baterai habis, maka akan kesulitan. Tapi kalau buku kan fisiknya ada,” sambungnya.

Sementara, Ketua Serikat Taman Pustaka Muhammadiyah, David Effendi menilai masifnya peluncuran buku di tengah sistem digital merupakan sebuah fenomena menarik di tengah gempuran era digitalisasi saat ini.

“Ini fenomena menarik ya, di balik klaim literasi tradisi yang kurang bagus. Tapi ternyata jamaah masyarakat sekitar masih antusias. Dan launching ini juga dilengkapi gerakan wakaf,” ungkapnya.

Baca Juga  1.058 Peserta Berbagai Daerah Ikuti Kejuaraan Atletik Terbuka di Kendal

Direktur Badan Usaha Masjid Muhammadiyah An-Nur Publishing, Arif Budiman program wakaf literasi menjadi salah satu upaya dalam penggalangan dana untuk pembangunan masjid An-Nur.

“Ini cara baru kita kolaborasi, bahwa wakaf tidak harus berbentuk uang tapi bisa juga artikel tulisan-tulisan,” paparnya.

Ia menambahkan, pihaknya membuka seluas-luasnya kepada jemaah Masjid An-Nur yang bisa menulis artikel untuk kemudian akan diterbitkan menjadi sebuah buku dan selanjutnya akan menjadi wakaf literasi.

“Nanti serentak, karena ini baru perdana. Kita akan mencari pewakaf artikel selanjutnya, dan akan kita himpun jadi buku lagi. Wakaf tidak harus harta benda,” imbuh Arif.(Win).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 + 3 =