SEMARANG, lintasjateng.com – PT Kalandra Nusantara menegaskan posisinya sebagai motor penggerak kolaborasi strategis antara pemerintah daerah dan akademisi untuk mengatasi masalah sampah di Jawa Tengah. Perusahaan konsultan perencana dan inovasi kebijakan ini menjadi fasilitator utama dalam Kegiatan Diseminasi Model Pengelolaan Sampah Berbasis Zona yang digelar di Gedung A Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Rabu, 13 Agustus 2025.
Model pengelolaan ini dipaparkan langsung oleh Dr. Eng. Maryono, S.T., M.T., Ketua Center for Green Infrastructure Resilience and Development (C-Greinde) Undip. Konsep zonasi sampah yang ia gagas mengedepankan pengelolaan terpadu, efektif, dan berkelanjutan, sebagai solusi atas kedaruratan sampah di Kabupaten Pemalang dan Provinsi Jawa Tengah.
Mengusung tema “Model Pengelolaan Sampah Berbasis Zona Sebagai Solusi Kedaruratan Sampah di Kabupaten Pemalang dan Provinsi Jawa Tengah”, forum ini dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Muhammad Saleh, Kepala DLHK Jateng Widi Hartanto, Rektor Undip Suharmono, Dekan Sekolah Pascasarjana Undip M. Agung Wibowo, jajaran dosen, serta perwakilan pemerintah daerah.
Bupati Pemalang, Anom Widyantoro, dalam kesempatan tersebut menegaskan dukungannya. Menurutnya, pemerintah daerah telah memulai penerapan zonasi di sejumlah titik, namun upaya ini harus terus diperluas.
“Kami akan menambah titik zonasi baru dan memastikan program berjalan berkelanjutan. Ini bukan program yang berhenti di tengah jalan,” tegasnya.
Bupati Anom menambahkan, kunci keberhasilan terletak pada kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sejak dari rumah.
“Warga Pemalang sudah mulai cerdas memilah sampah. Ini yang akan membuat program berjalan berkelanjutan, bernilai ekonomi, dan membawa manfaat langsung bagi masyarakat,” ungkapnya.
Direktur Inovasi dan Riset PT Kalandra Nusantara, Aria Pradana Wirawan, menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya memfasilitasi pertemuan antara pemerintah dan akademisi, tetapi juga memastikan hasil kajian ilmiah dapat diubah menjadi kebijakan operasional yang aplikatif.
“Kami percaya sinergi antara akademisi dan pemerintah adalah kunci agar konsep pengelolaan sampah ini tidak hanya menjadi wacana, tetapi menjadi aksi nyata yang bisa diukur dampaknya,” ujarnya.
Dengan kolaborasi ini, diharapkan penerapan zonasi dapat meningkatkan kualitas lingkungan, kesehatan masyarakat, sekaligus membuka peluang ekonomi sirkular. PT Kalandra Nusantara memastikan akan terus menjadi jembatan yang menghubungkan ide, kebijakan, dan implementasi di lapangan demi terwujudnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.(yan)






