KENDAL, lintasjateng.com – Bulog Cabang Semarang memberikan sosialisasi penyerapan jagung pipil kering yang melibatkan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan Bhabinkamtibmas di Kabupaten Kendal, di Aula DPUPR Kendal, Kamis 4 September 2025.
Sosialisasi ini dilaksanakan lantaran penyerapan jagung pipil kering oleh Bulog Cabang Semarang saat ini masih sangat rendah. Terlebih Kabupaten Kendal merupakan salah satu wilayah yang hasil panen jagungnya cukup besar di Jawa Tengah.
Kepala Bulog Cabang Semarang, Rendy Ardiansyah mengatakan, penyerapan yang jagung pipil kering masih sangat rendah. Dari target sekitar 10.8 ton masih terealisasi sekitar 420 ton atau hanya 3,8 persen.
Hal ini menurutnya lantaran harga jagung yang ditawarkan oleh pihak tengkulak di lapangan lebih tinggi yaitu Rp 6.000 perkilogram untuk jagung pipil kering dengan kadar air diatas 15 persen, sementara di bulog Harga Pembelian Pemerintah (HPP) adalah Rp 5.500 perkilogram.
“HPP jagung yang naik menjadikan harga di swasta juga ikut naik. Sehingga petani lebih tertarik menjual di pasaran karena harganya lebih tinggi,” katanya.
Sementara untuk harga jagung pipil kering kadar air dibawah 14 persen dipatok bulog dengan harga Rp 6.400 peekilogram, sementara di pasaran dibeli Rp 6.500 perkilogram.
“Saya menyarankan ya agar petani bisa mengeringkan jagungnya cukup dua hari kedepan agar kadar airnya sesuai dengan bulog. Sehingga harga yang diterima lebih bagus,” terang Rendy.
Ia berharap melalui sosialisasi ini penyerapan panen jagung pipil kering oleh bulog dapat lebih maksimal.
“Mengingat Kabupaten Kendal yang menjadi penghasil jagung terbesar nomor 3 di jateng bisa semakin membantu bulog terkait penyerapan jagung,” harapnya..
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati menuturkan, petani jagung di Kendal saat ini lebih memilih menjual hasil panennya ke para tengkulak lantaran harga yang ditawarkan lebih tinggi dari bulog.
“Kadar air yang diatas 15 persen akan dibeli bulog Rp 5.500 perkilogram kalau di pasaran harganya Rp 6.000. Ada selisih Rp 500 perkilogram. Tentunya kita tidak bisa memaksa petani menjual ke bulog,” ungkap Pandu
Lebih lanjut disampaikan, bulog akan membeli jagung dengan harga Rp 6.400 tetapi dengan syarat kadar air dibawah 14 persen
“Itu syaratnya tidak gampang, petani harus jemur dan sedemikian rupa baru dari bulog akan membeli dengan harga Rp 6.400 perkilogram. Cuma petani kita melakukan penjemuran kadarnya diatas 14 persen,” bebernya.
Disisi lain, Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari mengatakan melalui sosialisasi ini petani akan memahami bahwa jagung yang diserap bukan menjadi milik bulog, melainkan sebagai Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) dan pendistribusiannya sesuai kebijakan pemerintah.
“Para petani semakin menjaga kualitas hasil panen sesuai standar sehingga dapat diterima oleh bulog. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat dan menumbuhkan optimisme kita semua, serta terjalin kolaborasi, kerja sama dan sinergitas yang lebih baik yang bermuara pada meningkatnya perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.(win).






