LINTASJATENG,KENDAL- Kepala Desa Pucangrejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal sempat menghentikan kegiatan pembagian Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Balaidesa Pucangrejo, Sabtu (26/2/2022), karena para para warga tidak mematuhi Protokol Kesehatan.
Acara penyaluran BPNT yang kini diwujudkan dalam bentuk tunai tersebut dihadiri 728 warga dari enam desa (termasuk Pucangrejo) yang ada di Kecamatan Gemuh.
Terpantau di lapangan, warga yang mengantre dan berkerumun, menghiraukan protokol kesehatan. Mereka terlihat berjejal di dalam balaidesa dan halaman balaidesa yang terletak di pinggir jalan jalur Pantura Weleri-Kendal tersebut.
Kades Pucangrejo Agus Riyanto mengimbau kepada warga dan petugas penyaluran BPNT untuk menghentikan pembagian BPNT tersebut, karena warga tidak mematuhi protokol kesehatan.
Dirinya mengaku khawatir, dengan pembagian yang seperti ini, bisa menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19 di Desa Pucangrejo dan Kecamatan Gemuh.
“Saya atas nama Pemerintah Desa meminta kepada semuanya untuk menghentikan kegiatan penyaluran. Karena saya lihat banyak yang tidak mematuhi prokes. Saya tidak mau pembagian BPNT ini jadi klaster penyebaran Covid-19. Sehingga warga saya terpapar,” tandas Kades Pucangrejo.
Bahkan Agus Riyanto juga akan melaporkan kepada Satgas Covid-19 Kecamatan Gemuh, supaya acara penyaluran ditinjau kembali, apabila masyarakat tetap tidak mematuhi prokes.
Kemudian Kades bersama Satgas Jogo Tonggo Desa Pucangrejo dan Babinsa serta Bhabinkamtibmas melakukan koordinasi dan dilanjutkan dengan penertiban ratusan warga yang mengantre BPNT tersebut.
Di depan warga Agus mengungkapkan, selama ini pihaknya sedang melakukan pembatasan kegiatan masyarakat, akibat melonjaknya kasus Covid-19 di Kabupaten Kendal.
“Acara arisan, acara hajatan dan acara pertemuan yang berpotensi mengundang kerumunan saya batasi. Kok pembagian BPNT di balaidesa kami malah seperti ini. Berkerumun dan ada yang tidak bermasker,” ujarnya.
Bahkan Agus berniat menyampaikan laporan kepada Bupati Kendal tentang masalah penyaluran BPNT ini, agar penyalurannya tidak hanya dipusatkan di beberapa desa saja dalam satu kecamatan, namun bisa ditambah.
“Ya kalau hanya satu dua desa tidak masalah. Ini di tempat kami ada enam desa dalam waktu yang bersamaan kan bisa mengakibatkan kerumunan,” ungkapnya.
Padahal penyaluran kepada warga sudah dijadwalkan oleh pihak yang berwenang. Yakni untuk desa Pucangrejo pukul 08.00 – 09.30 WIB dengan jumlah keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak 157.
Kemudian Desa Tlahab pukul 09.30 – 10.30 WIB dengan 106 KPM, Desa Jenarsari pukul 10.30 – 11.45 WIB dengan 95 KPM, Desa Poncorejo pukul 11.45 – 12.30 WIB dengan 135 KPM, Desa Lomansari pukul 13.30 – 14.45 WIB dengan 130 KPM dan Desa Johorejo pukul 14.45 – 15.30 WIB dengan 105 KPM.
Salah seorang warga Desa Pucangrejo, Sahal menuturkan, apa yang dilakukan kepala desanya itu wajar. Ia pun mengaku tidak mau dengan penyaluran BPNT ini akan menimbulkan klaster di desanya.
“Ya kalau pak Kades mengimbau warga untuk prokes itu wajar dan kami sebagai warga mendukung. Apalagi disini meski pihak petugas sudah mengimbau agar warga prokes, tapi masih pada berkerumun dan ada yang tidak memakai masker,” ujarnya. (Mash).
Keterangan foto : Kepala Desa Pucamgrejo Agus Riyanto saat meninjau pelaksanaan penyaluran BPNT di balaidesa setempat, Sabtu (26/2/2022).