Kendal  

Kendal Sabet Dua Penghargaan Penanganan Stunting Tingkat Nasional

KENDAL, lintasjateng.com – Pemerintah Kabupaten Kendal baru-baru ini memperoleh dua penghargaan sekaligus dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI. Penghargaan teesebut yakni, Juara Satu sebagai Kabupaten/Kota Terbaik dalam melaksanakan Praktik Baik Audit Kasus Stunting Indonesia (Petik Aksi) III dan IV tahun 2023 dan Juara Satu Nasional Kompetisi Poster Audit Kasus Stunting.

Penghargaan langsung diterima oleh Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki dari Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, pada acara Gebyar Bina Keluarga Balita untuk 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) di Jakarta, pada Selasa, 12 Desember 2023 lalu.

Wabup Kendal menuturkan, penghargaan tersebut diberikan sebagai wujud komitmen dari Pemerintah Kabupaten Kendal dalam aksi penanganan stunting. Sehingga prevelensi stunting terus bisa ditekan dari sebelumnya 17 persen menjadi 10.2 persen.

Baca Juga  Permudah Warga Mengurus Surat melalui Dokar, Diskominfo Gelar Bimtek di Kecamatan Brangsong

“Memang kita selama ini kita fokus dalam menangani stunting ini. Kita kemarin mendapatkan penghargaan terkait pola penanganan stunting dimana penururnan stunting kita oleh pemerintah pusat dianggap sangat bagus. Target pemerintah 14 persen, kita sudah bisa 10,2 persen,” ungkapnya

Dirinya mengajak seluruh stakeholder dapat berperan aktif dan bersama-sama menekan serta mencegah stunting. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terindikasi stunting.

Terpisah, Kepala DP2KBP2P, Albertus Hendri Setyawan menyampaikan, audit kasus stunting adalah kegiatan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting, sebagai upaya pencegahan terjadinya kasus serupa.

Baca Juga  Media Sosial Kampus Harus Dikelola dengan Tertata, Ini Alasannya

Menurutnya dalam pelaksanaan audit kasus stunting tahap satu di tahun 2023, Pemkab Kendal mengangkat dan mengintervensi kasus stunting yang unik yaitu yang pertama, baduta stunting yang diasuh oleh ibu yang mengalami retardasi mental atau disabilitas intelektual, sementara neneknya berasal dari keluarga tidak mampu.

“Dan yang kedua baduta stunting yang memiliki riwayat penyakit penyerta TB atau tuberculosis dan keluarga juga merupakan penderita TB. Dalam penanganan stunting tersebut, Kabupaten Kendal memiliki dua inovasi, yakni Golden Ticket berupa rujukan tanpa antri untuk baduta stunting di RSUD Kendal dan Joko Ting Ting atau Jogo Tonggo Kasus Stunting,” terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

12 + = 16