KENDAL, lintasjateng.com – Pemerintah Kabupaten Kendal komitmen mengatasi persoalan sampah yang terus menggunung di Kabupaten Kendal dibuktikan dengan dilaksanakannya kerjasama penandatanganan kesepakatan dengan PT Semen Gresik, Kamis 17 April 2025 di Ruang Paringgitan Setda Kendal.
Rencana perjanjian kerjasama pengolahan sampah dengan sistem RDF (Refuse Derived Fuel) bersama PT Semen Gresik ini telah disampaikan Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari beberapa hari lalu. Diharapkan melalui penandatanganan kesepakatan ini menjadi salah satu solusi mengurangi produksi sampah di Kabupaten Kendal serta memiliki nilai ekonomi.
“Semoga dengan MoU antara Pemkab Kendal dengan PT Semen Gresik mampu menyelesaikan permasalahan sampah di Kabupaten Kendal nantinya,” ujar Bupati Kendal.
Wakil Bupati Kendal, Benny Karnadi mengatakan, penandatanganan kesepakatan yang dilakukan dengan PT Semen Gresik adalah bukti keseriusan Pemkab Kendal untuk menangani persoalan sampah.
“Intinya kita berharap sampah ini bisa menjadi sumber energi terbarukan. Sehingga kami mohon dari PT Semen Gresik ada kerjasama dengan mengolah sampah ini menjadi solusi yang efektif dan bisa membawa berkah bagi Kabupaten Kendal,” ujar Benny Karnadi.
Wabup Benny menerangkan, perjanjian kerjasama ini akan menjadi dasar kerjasama dengan sejumlah perusahaan swasta yang sudah menyatakan siap mengolah sampah menjadi RDF.
“Kita sudah ada pembicaraan dengan beberapa perusahaan. Kita kerjasama dengan pihak ketiga, dan kesepakatan perjanjian kerjasama dengan PT Semen Gresik ini sebagai jaminan kepada perusahaan bahwa kita sudah MoU. Kita produksi dan sudah ada yang menampung. InsyaAllah tahun ini sudah produksi,” terangnya.
Menurut Benny, kehadiran teknologi RDF sangat penting untuk menuntaskan persoalan sampah sekaligus mendukung target nasional pengelolaan sampah 100 persen pada 2029.
“Produksi sampah di Kabupaten Kendal mencapai 437,22 ton per hari. Namun, baru sekitar 191,81 ton per hari yang tertangani di TPA Darupono Baru. Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kami. Oleh karena itu, kehadiran teknologi RDF sangat penting.
Direktur Utama PT Semen Gresik, Muchamad Supriyadi, menjelaskan pihaknya telah menjalin kerjasama serupa dengan sejumlah kabupaten di Jawa Tengah seperti Cilacap, Banyumas, Jepara, Pati, Rembang, dan Blora. Kerjasama ini memungkinkan pemerintah daerah membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai operator RDF.
“Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya kami mendukung transisi dari energi berbasis batu bara menuju energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan, sesuai prinsip industri hijau berkelanjutan,” ujar Supriyadi.
Supriyadi menambahkan, kebutuhan bahan bakar alternatif untuk pabrik Semen Gresik mencapai 200 ton per hari dan akan ditingkatkan perhari.
“Kalau Kendal bisa menyediakan 200 ton sampah basah dan ketika kering menjadi 100 ton per hari, ini sudah sangat potensial,” ujarnya.
Ia menyebut RDF mampu menghasilkan panas hingga 1300 derajat celcius, sesuai dengan standar proses produksi semen.
“Kami berharap realisasi RDF di Kendal bisa menjadi yang tercepat tanpa tergantung APBD, dan komitmen bersama untuk menjadikan Kendal bersih dan hijau juga bisa terwujud,” pungkasnya.(Win)