Daerah  

Enceng Gondok di Sungai Buntu Dibersihkan

KENDAL, lintasjateng.com – Dinas Pusdataru Jawa Tengah bersama Pemerintah Kabupaten Kendal membersihkan tanaman eceng gondok yang menutupi Sungai Buntu di wilayah Kelurahan Langenharjo Kendal, Rabu 1 Oktober 2025.

Pengangkatan eceng gondok liar di atas sungai sepanjang 1,5 kilometer itu menggunakan alat berat ekskavator dari Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah.

Staf Pokla Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Bodri Kuto, Dinas Pusdataru Jateng, Adi Darmawan mengatakan, Pusdataru menyediakan anggaran pengangkatan eceng gondok  hanya untuk pengerjaan 6 hari, sehingga harus dilakukan seoptimal mungkin.

“Jika enam hari belum selesai, maka akan dibantu oleh Pemda Kendal untuk biaya operasional di lapangan. “Kami akan seoptimal mungkin supaya bisa mengangkat semua eceng gondok di sungai ini,” katanya.

Baca Juga  Bupati Kendal Tinjau Pembangunan Ruas Jalan Sendang Sikucing - Bulak

Adi mengatakan, pengangkatan eceng gondok paling efektif hanya bisa dilakukan menggunakan alat berat. Oleh karena itu, ke depan, harus ada upaya bersama untuk mengurangi pertumbuhan eceng gondok.

“Pengangkatan eceng gondok di sungai ini rutin dilakukan tiap tahun depan yang anggarannya terbatas,” terangnya.

Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari mengatakan, ke depan ada rencana untuk menjadikan sungai ini sebagai tempat wisata. Pemanfaatan sungai sebagai wisata, merupakan solusi terbaik untuk menghilangkan pertumbuhan eceng gondok.

Baca Juga  Kapolda Jateng dan Pangdam Serahkan Bantuan Warga Terdampak Banjir di Jepara

“Kalau sungai dibiarkan, maka eceng gondok akan selalu tumbuh, sehingga harus ada solusi lain yaitu dijadikan wisata,” katanya.

Sementara Plt Kepala Kelurahan Langenharjo, Jupriyono mengatakan, bersih-bersih sungai ini merupakan upaya mengantisipasi ancaman banjir. Mengingat Oktober sudah mulai musim hujan, maka pihaknya meminta kepada Dinas Pusdataru Jateng, agar segera melakukan pembersihan sungai.

“Sesuai arahan Bupati, agar semua bisa mengantisipasi wilayah masing-masing dari ancaman banjir. Karena keterbatasan anggaran, maka untuk mengantisipasi ancaman banjir harus bekerja sama dengan pihak lain, seperti Dinas Pusdataru Jateng, kecamatan, DLH, Dinas PUPR, juga warga masyarakat,” jelasnya. (Win)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9 + 1 =