KENDAL, lintasjateng.com – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kendal tidak henti-hentinya memberikan informasi iklim dan cuaca, terutama saat memasuki musim barat dan cuaca ekstrim atau tidak terduga. Hal ini disampaikan Kepala DKP Kendal, Hudi Sambodo di ruang kerjanya, Kamis 2 Januari 2025.
Terlebih, cuaca ekstrim dan gelombang tinggi berpotensi mengakibatkan sedimentasi terutama di muara sungai seperti di muara Kalikutho Desa Gempolsewu. Sehingga tidak jarang banyak kapal yang kandas saat akan masuk menuju TPI Tawang.
“Jadi ombak besar yang boleh dikatakan hingga 2,5 meter itu bisa menyebabkan sedimentasi yang setiap tahun akan terjadi. Sedimentasi ini bisa mengakibatkan kapal kecelakaan. Misalnya kapal nelayan posisinya belum pas untuk masuk muara tapi dipaksakan jadi tergulung ombak dan karam,” terang Hudi Sambodo.
Terkait kapal yang karam pada 4 Desember 2024 silam, Pemkab Kendal telah berupaya untuk mendapatkan bantuan CSR hingga berencana mengevakuasi bangkai kapal dengan menggunakan belanja tidak terduga (BTT), namun menurutnya saat ini sudah dilakukan evakuasi secara manual oleh para nelayan setempat.
“Jadi selama empat hari, dimana setiap harinya ada sekitar 20 an nelayan bergotong royong mengevakuasi kapal dengan cara bangkainya dipecah-pecah supaya mudah evakuasinya. Jaring juga sudah berhasil diangkat, tapi ada satu tonggak yang belum bisa di evakuasi menunggu ombak surut dulu. Sekarang lalu lintas keluar masuk kapal sudah lancar,” ungkapnya.
Untuk itu, melalui bantuan Baznas Kabupaten Kendal, DKP Kendal memberikan bantuan kepada para nelayan yang telah bergotong royong mengevakuasi secara manual kapal karam senilai total Rp 5 juta.
“Saya sudah sampaikan ke Pak Pj Sekda dan kita sudah rapat beberapa kali, tadinya kita mau menggunakan anggaran BTT dari Pemda tapi kita batalkan. Karena sudah dilakukan evakuasi manual yang dilakukan nelayan sendiri. Untuk itu kita akan mengganti sekedar uang makan saja yang bersumber dari Baznas Rp 5 juta dan kita berikan hari ini di Kecamatan Rowosari,” beber Kepala DKP Kendal
Ia menambahkan, selain bantuan kepada para nelayan yang telah melakukan evakuasi kapal karam, DKP Kendal bersama Baznas juga menyalurkan bantuan sosial bagi anak buah kapal (ABK) yang terdampak kecelakaan kapal di perairan Desa Sendang Sikucing dan santunan kematian kepada korban yang meninggal dunia pada saat musibah kapalnya tersangkut bangkai kapal karam.
“Ada 9 ABK masing-masing menerima santunan Rp 300 ribu. Dan kita juga salurkan bantuan sosial santunan kematian kepada ahli waris almarhum Solikin yang meninggal saat kapalnya tersangkut kapal yang karam senilai Rp 2 juta,” imbuh Hudi Sambodo.
Hudi berpesan para nelayan agar berhati-hati dan waspada saat melaut terutama saat cuaca ekstrim dan gelombang tinggi saar ini. Serta tetap waspada saat akan kembali ke muara sungai yang mengalami sedimentasi.
“Ada total 8 kapal yang mengalami kecelakaan. Yang karam dua, yang lainnya tersangkut dan sempat karam tapi bisa ditarik dan diselamatkan. Penyebabnya adalah ombak besar dan sedimentasi yang menyebabkan kapal kandas, kemudian kurang kehati-hatian nelayan,” tutupnya.(Win).