KENDAL, lintasjateng.com – Dua tahun paska kebakaran yang melanda Pasar Weleri I pada 12 November 2020 silam. Sejumlah pemuda yang mengatas namakan para anak pedagang korban kebakaran Pasar Weleri melakukan doa bersama sambil menyalakan lilin pada Senin malam, 14 November 2022.
Terlihat tiga spanduk dibentangkan bertuliskan, 2 Tahun Menanti Pasar Gratis Harga Mati, Pasar Kembali Pasar, dan Kawal Sampai Tuntas.
Salah seorang anak pedagang, Indra Hermawan mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk mengenang tragedi dua tahun silam, saat kebakaran melanda Pasar Weleri.
Melalui aksi ini mereka menyampaikan beberapa aspirasi kepada Pemerintah Kabupaten Kendal diantaranya pembagunan Pasar Weleri ditempat semula, hak pedagang dalam bentuk pasar gratis, kebijakan kontrak untuk pedagang sesuai dengan konsep pasar tradisional, konsep/penataan pasar murni pasar tradisional bukan pasar modern.
“Kami juga meminta agar pemerintah memberi kepastian kepada pedagang kapan Pasar Weleri yang terbakar dibangun kembali ditempat yang sama dan mengembalikan fungsi pasar sebagaimana mestinya bukan sebagai sport center,” ungkapnya.
Sementara itu, Departemen Advokasi dan HAM DPW Asosiasi pedagang pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Tengah, sekaligus Ketua DPC APPSI Kabupaten Kendal, Khafid Sirotudin menyoroti kinerja Pemerintah Kabupaten Kendal paska kebakaran yang melanda Pasar Weleri I sejak dua tahun silam.
Khafid Sirotudin mengatakan, sejak Pasar Weleri terbakar, sekitar 4.000 orang lebih pekerja sektor informal dan formal menjadi pengangguran. Dan sekitar 1.800 pedagang mengalami banyak kerugian.
“Saya masih ingat bagaimana adik-adik dan dua anak saya berusaha menyelamatkan dagangan pakaian (garmen) milik ibu dan saudara. Bahkan selama dua hari dua malam saya bersama relawan MDMC Weleri, Tim Damkar dan LPB Kendal memadamkan api,” ungkapnya pada Selasa 15 November 2022.
Khafid menambahkan, sudah setahun lebih bangunan pasar yang terbakar dipagari galvalum oleh pemkab Kendal. Dan dipasangi sepanduk MMT berisi “ancaman pidana bagi pedagang yang memanfaatkan tanah milik pemda Kendal”
“Ini merupakan sebuah laku rezim Orde Baru-Baru ini di Kendal yang jauh dari nilai ‘kemanusiaan yang adil dan beradab’ dan hanya menggunakan pendekatan kekuasaan semata,” imbuh Khafid Sirotudin.
Ketua DPC APPSI Kabupaten Kendal ini berharap, paska dua tahun tragedi kebakaran Pasar Weleri ini segera dibangun dan tetap ditempat semula.
“Semoga ini merupakan khaul terakhir dengan dibangunnya kembali Pasar Weleri pada tahun anggaran 2023,” pungkasnya.(AK-02).