KENDAL, Lintasjateng.com – Nasib pilu dialami Larasati (26), yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Kao Yuan Kaohsiung Taiwan . Dia yang tinggal menunggu ujian kelulusan dan dijadwalkan akan diwisuda pada Juni 2023 tersebut, mengalami pecah pembuluh darah.
Larasti, yang berasal dari Desa Tanjungsari, Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal tersebut sudah menjalani tiga kali operasi dan harus dirawat di rumah sakit E-DA Hospital sejak bulan Maret 2023.
Menurut sang kakak, Yuliati, awalnya Larasati mengikuti program dari Yayasan Putra Kasih Bangsa pada 2019/2020, yang bekerja sama dengan Universitas Kao Yuan, yang beralamat Nomor 1821, Zhongshan Rd, Luzhu District, Kaohsiung City, 82146.
“Kantor cabang yang memberangkatkan memproses adalah warga Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, yang beralamat di Desa Anggas Wangi, Godong, Grobogan. Kemudian adik saya dibimbing di Grobogan yang berkantor pusat di Malang Jawa Timur, di jalan Buring Malang Nomor 3, Malang, hingga pemberangkatan ke negara Taiwan,” bebernya, Sabtu (15/4/2023).
Yuliati menjelaskan, dirinya mendapatkan informasi dari salah satu teman larasati yang di Taiwan, jika adiknya mengalami pecah pembuluh darah dan harus segera menjalani operasi .
“Adik saya dirawat sejak tanggal 4 Maret 2023. Saya mendapatkan informasi dari teman larasati kemudian dibantu dari relawan di Taiwan yang bernama Dinda,” jelasnya.
Kepada awak media, Yuliati pun mengungkapkan, saat ini dirinya dan keluarga sedang bingung untuk membiayai perawatan adiknya di rumah sakit. Karena belum ada kejelasan dari pihak yang memberangkatkan adiknya tersebut.
“Total biaya rumah sakit yang sudah dikeluarkan secara mandiri sebesar Rp 20.172.000, dan biaya perawat sebulan sebesar Rp 18 juta. Sedangkan biaya yang ditanggung pihak asuransi sebesar Rp 279.602.500,” ungkapnya.
Yuliati juga menyebut, rencana dirinya akan berangkat ke Taiwan untuk menemui dan menemani Larasati. Namun ia mengaku masih terbentur masalah biaya,
“Kenapa saya berniat berangkat ke Taiwan? karena biaya yang jaga sangat besar 600rb perharinya. Jika dilipatkan satu bulan mencapai Rp 18 juta. Dan menurut informasi dari dokter, Larasati harus menjalani rawat jalan paling cepat tiga bulan,” sebutnya.
“Kalau untuk paspor Alhamdulillah sudah ada, tinggal biaya pengurusan visa sebesar Rp 3,8 juta, untuk garansi pembuatan rekening koran minimal sebesar Rp 75 juta, dan biaya tiket pulang-pergi sebesar Rp 15 juta,” imbuh Yuliati.
Dirinya juga sudah menyampaikan permasalahan ini kepada Anggota Komisi X DPR RI, Mujib Rohmat, dan juga berkoordinasi dengan LazisNU Kendal. “Harapan saya bisa berangkat ke Taiwan dan bertemu adik saya,” tukasnya. (Mash).