LINTASJATENG,KENDAL – Para pedagang grosir sayur dan buah yang biasa berjualan siang di eks Pasar Weleri pada, kini mulai berjualan di depan lapangan sepakbola Gelora, Desa Weleri Kecamatan Weleri.
Pada pedagang yang datang dari berbagai daerah tersebut mencoba mengadu nasib dengan berjualan di area tersebut.
Mereka beralasan, selama ini tidak memiliki tempat resmi untuk berjualan. Karena mereka tidak memiliki kartu kuning, atau kartu tanda pedagang di pasar relokasi Weleri yang dikeluarkan oleh Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Kendal.
Seperti diungkapkan salah seorang pedagang sayur asal Wonosobo, Agus. Menurutnya ia dan teman-temannya tidak bisa jualan di pasar relokasi, karena diberi waktu diatas jam 16.00 WIB.
“Ya kalau dulu sebelum pasar Weleri terbakar, kami mulai buka jam satu siang di sekitar stasiun Weleri. Tapi sekarang saat sudah pindah di relokasi, kami diperbolehkan jualan di atas jam empat sore, otomatis pelanggan kita sudah hilang,” ungkapnya didampingi rekannya Irwan.
Senada diungkapkan pedagang lain, Komarudin asal Kendal, yang mengaku dirinya bersama 60 pedagang lainnya ingin keberadaannya dilegalkan pemerintah.
“Ya kalau bisa kami juga bisa mengurus surat atau kartu kuning seperti pedagang lainnya. Sehinggga keberadaan kami legal atau resmi sebagai pedagang di Pasar relokasi Bahurekso,” ujarnya.
Komarudin juga mengaku, jika ada pedagang yang mempertanyakan keberadaannya jualan di pasar relokasi.
“Bahkan saat kami jualan di pasar relokasi, pedagang resmi disana sering mencibir kami, apa punya legalitas jualan di pasar relokasi. Rasanya gimana gitu,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Pengelola Pasar Gelora Weleri, Arif Setiawan menjelaskan, adanya pasar ini dalam rangka menampung para pedagang siang yang tidak diperbolehkan berjualan di relokasi pasar di Terminal Bahurekso.
“Posisi kita hanya memfasilitasi para pedagang jualan sayur dan buah yang biasa berjualan siang tapi tidak boleh berjualan mulai jam dua siang. Karena para pedagang pagi masih berjualan di sana,” terangnya.
Arif juga memaparkan, para pedagang yang ditampung berasal dari Kendal, Gemuh, Pegandon, Gringsing, Sukorejo dan Wonosobo, juga dari daerah lain, tercatat sudah ada 23 pedagang yang berjualan di Pasar Gelora.
“Kami dan para pedagang siap kalau pemerintah mengenakan tarif retribusi. Namun untuk sementara para pedagang belum kami kenakan biaya sepeser pun;” ungkapnya.
Sementara itu menurut pengakuan, salah seorang pembeli, Edi Salim dari Desa Penyangkringan Weleri, dengan adanya penjual di pasar ini, dirinya merasa terbantu.
“Ya karena dengan adanya pasar lokasi depan lapangan Gelora Desa Weleri ini, saya jadi tidak perlu jauh untuk berbelanja,” ungkapnya. (Mash).
Keterangan foto: Suasana di lokasi tempat berjualan para pedagang sayur dan buah di depan lapangan Gelora Desa Weleri Kecamatan Weleri, Rabu (2/2/2022).