KENDAL, lintasjateng.com – Bulan Suci Ramadhan, seluruh umat beragama di Kecamatan Weleri tetap menjaga dan meningkatkan kerukunan antar umat beragama. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan Berbagi Takjil dan Buka Puasa Bersama Tokoh Masyarakat Kecamatan Weleri di Gereja Santo Martinus Weleri pada Minggu ,16 April 2023.
Kegiatan dihadiri Ketua FKUB Kendal, Camat Weleri, Kapolsek Weleri, Danramil, Kepala Desa, PKUB Weleri, serta berbagai organisasi kemasyarakatan seperti Karang Taruna Kecamatan Weleri, Banser, Ansor, dan anak-anak Asrama SMA Theresiana, serta Tri Darma Weleri.
Romo Karto Sudarmo dari Gereja Santo Martinus Weleri mengatakankegiatan ini rutin dilaksanakan setiap bulan Ramadhan oleh Gereja Katolik Santo Martinus Weleri. Dikatakan ada sekitar 650 takjil yang dibagikan kepada masyarakat sekitar dan pengendara yang melintas.
“Takjil berjumlah 650 paket. Ini merupakan hasil donasi umat Gereja Katolik Weleri. Dan kita bagikan didepan gereja,” ujarnya.
Dirinya menyampaikan bahwa, pada saat hampir bersamaan umat Katolik juga melakukan puasa selama 40 hari meski cara puasanya beda.
Plt Camat Weleri, Moh Fatkhurahman mengatakan, dirinya sangat mendukung tradisi yang dilakukan oleh Gereja Katolik Santo Martinus bersama tokoh lintas agama.
“Alhamdulillah tahun ini bertambah solid dengan dibentuknya Paguyuban Kerukunan Umat Beragama atau PKUB yang SK nya sudah saya tanda tangani beberapa bulan lalu,” terangnya.
Menurutnya, dengan adanya PKUB maka di Kecamatan Weleri kini sudah memiliki wadah resmi untuk koordinasi dan komunikasi para tokoh lintas agama.
“Dengan PKUB diharapkan toleransi antar umat beragama makin nyata, konflik antar umat beragama juga dapat diantisipasi sehingga tercipta situasi kondusif, nyaman, aman, dan tentram,” imbuh Plt Camat Weleri.
Sementara, Ketua FKUB Kabupaten Kendal, Kiai Idris Nor menuturkan, Kecamatan Weleri merupakan barometer kerukunan antar umat beragama di Kabupaten Kendal. Dirinya mengajak kepada seluruh umat beragama tetap menjaga dan meningkatkan kerukunan inter dan antar umat beragama sehingga tercipta Kabupaten Kendal yang semakin sejuk, rukun, damai dan sejahtera.
“Perbedaan adalah fitrah, bukan untuk dicari perbedaannya tetapi untuk dipertemukan persamaannya. Era Nabi Muhammad SAW sudah ada Piagam Madinah yang mempersatukan berbagai agama dan bangsa yang kemudian dikenal dengan masyarakat Madani,” tutur Kiai Idris Nor.(Win)