Kendal  

Kepala Disdikbud Kendal : Pagelaran Hasil Belajar SMP Negeri 1 Cepiring Bentuk Learning By Doing

KENDAL, lintasjateng.com – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi mengapresiasi kegiatan Pagelaran Hasil Belajar, dengan tema, Kebinekaan dan sub tema, “Budaya Nusantara Sebagai Identitas Bangsa yang digelar SMP Negeri 1 Cepiring, Kabupaten Kendal, Kamis 2 Maret 2023.

Wahyu menuturkan, kegiatan tersebut merupakan implementasi pembelajaran berbasis Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sehingga para siswa-siswi dapat mengaktualisasikan apa yang dipelajari dan belajar sambil mewujudkan karya.

“Ini merupakan hal yang baik, dimana anak-anak kita mendapatkan pemahaman yang cukup baik kalau mereka ini learning by doing, belajar sambil melakukan. Kemudian juga mengaktualisasikan apa yang mereka pelajari,” tutur Wahyu.

Baca Juga  Festival SCTV 34 Dimeriahkan Beragam Acara dan Artis Ibukota

Wahyu berpesan, bahwasannya pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik harus mengandung substansi anak-anak itu mengalami, berinteraksi, serta dapat mengkomunikasikan apa yang mereka pelajari.

“Dan juga merefleksi kira-kira ada yang kurang dimana, nanti disempurnakan, diperbaiki atau ada yang perlu dikembangkan dan sebagainya,” tandasnya.

Ditambahkan, program P5 memiliki beberapa tema didalamnya. Salah satunya adalah kebudayaan. P5 ini adalah upaya dilakukan dengan menanamkan karakter pada pribadi peserta didik berdasarkan nilai-nilai pancasila.

Kepala SMP Negeri 1 Cepiring, Zubaidi dalam sambutannya mengatakan, kegiatan Pagelaran Hasil Belajar, sebagai puncak dari rangkaian aktualisasi hasil belajar, yang dilaksanakan sejak beberapa minggu lalu.

Baca Juga  Pulang dari Hongkong, Bupati Dico Bawa Oleh-oleh Investasi Rp 700 Miliar

“Terima kasih kepada seluruh siswa kelas tujuh hingga sembilan yang selama beberapa minggu ini di hari Jumat dan Sabtu, dan selama seminggu terakhir ini mempersembahkan aktualisasi hasil karya dan kreatifitas,” ujar Zubaidi.

Dirinya membeberkan, kegiatan juga diisi dengan parade permainan tradisional, seperti egrang, dakon, sondamanda, lompat tali dan sebagainya.

“Bukan permainannya yang dinikmati para siswa, tapi makna yang terkandung di dalam permainan. Yang berisi kerukunan, kebersamaan, persatuan, serta saling menghormati dan percaya,” ujar Zubaidi.

Menurutnya melalui kegiatan tersebut guna menanamkan kebersamaan dan gotong royong kepada para siswa, sesuai dengan program P5. (Win).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

65 − 55 =