Metaverse merupakan satu istilah yang saat ini sedang naik daun. Seseorang dapat menjelajah dengan pengguna internet lainnya yang tidak berada pada ruang fisik yang sama dengan orang tersebut karena metaverse.
Seperangkat ruang virtual tersebut mampu menghubungkan interaksi manusia mulai dari berkomunikasi, bekerja, dan bermain seperti di dunia nyata.
Perubahan dan perkembangan tekhnologi yang begitu cepat menuntut adaptasi yang cepat pula. SD Kristen 3 YSKI yang juga merupakan salah satu sekolah penggerak di kota Semarang membekali siswa dengan mengundang narasumber Mr. Dicky Yudha P., S.Kom.
Anak-anak mengenal dan memahami arti metaverse sehingga memperlihatkan bahwa hal ini begitu dekat dengan dunianya saat ini. Meskipun menurut CEO dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg untuk mewujudkan dunia metaverse tidak praktis dan mudah, membutuhkan 10 hingga 15 tahun dalam membangunnya.
Metaverse merupakan kombinasi dari beberapa elemen teknologi, termasuk virtual reality, augmented reality (AR), dan video. Metaverse bisa berupa konser, konferensi hingga perjalanan virtual keliling dunia.
Mr. Dicky mengajak anak-anak kelas 4 Smart Class menggunakan Oculus. Binatang yang ditampilkan secara virtual nampak nyata di depan anak-anak sehingga mereka begitu antusias mengikuti setiap proses pembelajaran.
Generasi Alpha yang disebut juga glass generation ini sangat menikmati pengalaman digital mereka yang sengaja disajikan oleh narasumber.
Proses pembelajaran yang sekaligus sebagai bagian dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ini menjadi pembelajaran bermakna bagi anak sehingga mereka siap menghadapi tantangan dan perubahan zaman.
Sekolah sebagai pendamping anak terbuka dan terus belajar mengenai teknologi sehingga dapat mendampingi anak dalam penggunaan teknologi secara bijak.
SD Kristen 3 YSKI juga menanamkan karakter dan pola pendisiplinan penggunaan teknologi agar tidak berujung pada penggunaan tekhnologi yang tidak bijak.
Elisabeth Risa Kurniastuti, S.Psi., M. Si
Kepala Sekolah Dasar Kristen 3 YSKI