Kendal  

Merdi Desa Jungsemi, Warga Selamatan Kerbau Bule di Makam Kemangi

KENDAL, lintasjateng.com – Setiap bulan Asyura atau Muharram, potong kerbau bule dan pagelaran wayang kulit menjadi rangkaian kegiatan Merdi Desa yang rutin digelar di Desa Jungsemi Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal.

Setelah dipotong, kerbau bule yang sudah dimasak kemudian dihidangkan untuk selamatan usai doa bersama di Makam sesepuh Desa Jungsemi.

Kepala Desa Jungsemi, Dasuki mengatakan, kegiatan merdi desa ini merupakan kegiatan rutin satu tahun sekali sebagai bentuk nguri-uri budaya leluhur. Serta wujud syukur warga atas keberkahan dan kelimpahan rezeki.

“Adanya budaya semacam ini, adanya ekonomi semacam ini, adanya kerukunan semacam ini tidak lepas dari pendahulu kami. Pendahulu Jungsemi adalah orang-orang hebat yang telah mewariskan budaya dan ekonomi yang sedemikian rupa. Para leluhur kita mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan kebudayaan dan tanah Jungsemi,” terang Kades Dasuki.

Baca Juga  Kapolres Kendal Tekankan Profesionalisme dan Loyalitas Saat Upacara Pembukaan Pembinaan dan Tradisi Bintara Remaja

Dirinya menyampaikan rangkaian merdi desa Jungsemi diantaranya, doa bersama dan selamatan di Makam Desa Jungsemi. Kemudian dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit di Pantai Indah Kemangi dengan Dalang Ki Catur Nugroho.

“Kegiatan ini intinya kita mensyukuri nikmat Tuhan Yang Maha Esa. Harapannya masyarakat semakin bersatu, rukun dan senantiasa menyukuri nikmat dan terus melestarikan warisan budaya leluhur,” harapnya.

Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari yang hadir ditengah-tengah warga Desa Jungsemi saat doa bersama dan selamatan berharap seluruh warga selalu guyub rukun dan senantiasa mempererat tali silaturahmi antar sesama.

Baca Juga  Pemkab Kendal Gelar Khataman Tadarus Al-Quran One Day One Juz

“Kebetulan tahun ini ada penyembelihan kerbau bule, dimasak bareng-bareng, kemudian dimakan bareng-bareng. Semoga kita mendapatkan keberkahannya,” katanya.

Bupati Tika mengajak seluruh warga agar terus nguri-uri budaya lokal terutama ditengah gempuran budaya asing terutama di era globalisasi saat ini.

“Karena apabila budaya seperti ini tidak kita lestarikan dan tidak kita laksanakan mungkin anak cucu kita kedepannya tidak tahu dan tidak mengenal lagi budaya asli leluhur kita. Alhamdulillah hari ini kita masih bisa melestarikan dan kegiatan ini sebagai bentuk penghormatan kepada para sesepuh kita,” bebernya.

Ia juga berharap, Desa Jungsemi semakin maju. Dan andalan wisata Pantai Indah Kemangi menjadi destinasi wisata pantai andalan di Kabupaten Kendal.(Win)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 + 2 =